√ Pemuda Kaya Raya - Muhammadiyah Weru

Pemuda Kaya Raya

Oleh: Ustaz H. Muhammad Saifudin, Lc, M.Ag
Mudir Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Sangen

Pemuda adalah generasi usia emas yang banyak cita-cita dan mimpi. Di antara mimpi para pemuda adalah menjadi kaya. Sebab, dengan kekayaan, kebutuhan pokok dan kebutuhan eksistensi sosial akan mudah dicapai. Namun, pola pikir pemuda dalam hal cara meraih kaya, masih terbelenggu oleh teori kapitalisme, yang menyebut menabung adalah cara mejadi kaya.

Mindset ini terinspirasi oleh Adam Smith (1790 M) seorang pelopor pemikiran ekonomi politik Barat, yang terkenal dengan julukan Bapak Kapitalisme, menyatakan bahwa menabung pangkal kaya, jika ingin kaya harus menabung, teori kapitalis tersebut kemudian dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje (1936). Adam Smith telah membalikkan teori kaya dalam Islam.

Pemuda kata raya
Ilustrasi pemuda kaya raya

Sinonim kata “kaya” adalah makmur, berkecukupan, dan megah. Kaya sering diidentikkan dengan banyak harta dan berkecukupan. Sehingga, bukan hanya pemuda,  setiap orang selalu ingin mencapai tingkatan ini.

Namun, terdapat perbedaan jauh antara teori kaya menurut Kapitalisme dan menurut Islam. Menurut Islam, pangkal kaya adalah sedekah, maka,  barangsiapa ingin kaya hendaklah banyak bersedekah.

Sebagaimana dikisahkan dalam tafsir Al Wajiz oleh Dr. Wahbah Zuhaily, ada dua pemuda kaya dari kalangan shahabi, yang semakin bertambah kekayaannya, karena sedekah.

Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf,  radhiyallahu 'anhuma, yang mana orang pertama (Utsman) memberi perbekalan terhadap prajurit perang Tabuk. Dan orang kedua (Abdurrahman) menyedekahkan 4000 dirham dan menyisakan 4000 dirham untuk keluarganya.

Lalu Nabi berdoa: “Wahai Tuhanku, Sesungguhnya Utsman bin Affan itu aku ridai, maka ridailah dia.” Lalu beliau berkata kepada Abdurrahman: “Semoga Allah memberkahi harta yang kamu pegang dan yang kamu berikan.”

Maka, turunlah ayat, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)

Syekh Zuhaily menjelaskan, bahwa yang dimaksud “di jalan Allah” adalah jihad dan sedekah lainnya untuk mencari rida Allah. Bahkan, para malaikat, makhluk terdekat dengan Allah, senantiasa mendoakan orang yang berinfak di jalan Allah.

Malaikat berdoa, “Ya Allah, berikanlah ganti, bagi orang yang berinfak.” Dan malaikat lainnya berdoa, “Ya Allah, hancurkanlah (harta) orang yang kikir.” (HR. Bukhari, 1442). Semoga Allah berkahi para pemuda dan kaum muslimin.

Nashrun minallahi wafathu qarib, wa basyiril mukminin.

Get notifications from this blog

1 komentar

Silakan berkomentar dengan sopan sebagai ajang silaturahmi sesama kita.