Kajian Parenting MIM Gangin: Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak dan Sosialisasi Program Madrasah
Para wali murid PAUD, BA Aisyiyah Ganging, dan MIM Gangin mengikuti kajian parenting yang diselenggarakan oleh MIM Gangin, pada hari Rabu, 24 Januari 2024, dimulai pukul 10.00 WIB hingga berakhir pukul 12.00 WIB.
Wali murid PAUD, BA, dan MIM Gangin |
Bertindak sebagai MC adalah Bapak M. Kodri, S.Pd.I. Setelah dibuka dengan basmalah, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan dirigen Ibu Nurnaningsih. Kemudian pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Zahwa Nabila, siswi kelas 3.
Kepala MIM Gangin Ibu Nur Kholis Sholihah, S.Ag, M.Pd.I. pada saat sambutan mengajak kepada orang tua agar putra-putrinya disekolahkan di MIM Gangin, agar selain mendapat pelajaran umum juga mendapatkan ilmu agama yang baik.
Bapak Arif Handoko selaku ketua komite MIM Gangin sekaligus Ketua PRM Karakan berkenan menyampaikan sambutan kedua. Salah satu yang beliau tekankan adalah agar anak-anak diajari berinfak, untuk itu beliau mengingatkan kepada orang tua agar anak-anaknya diberi uang saku untuk infak.
Acara inti kajian parenting disampaikan oleh Bapak Sutardi, S.Ag dari KUA Weru. Sebelum acara inti dimulai, narasumber melakukan ice breaking dengan mengajak tepuk konsentrasi. Tepuk 1 yes, tepuk 2 ok, tepuk 3 semangat dan tepuk 4 konsentrasi.
Bapak Sutardi dengan gaya humorisnya, menyampaikan kajian kepengasuhan anak. Menurut beliau, orang tua sebagai cermin bagi anak ketika di rumah. Sementara di sekolah itu tanggung jawab bapak-ibu guru.
Kajian parenting di MIM Gangin |
Baik dan buruknya anak itu karena orang tua. Tergantung orang tua yang mengajarkan dan mendidiknya. Orang tua hendaklah memberikan contoh agar bisa ditiru anak, terutama terkait kewajiban utama kita, yakni salat 5 waktu.
Harus ada hubungan sinergis antara orang tua dan guru. Guru bertanggung jawab di sekolah untuk mengajarkan dan mendidik anak agar menjadi saleh dan salihah. Ketika di rumah, orang tua yang bertanggung jawab kepada anaknya.
Orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam ucapan dan tindakan. Orang tua bisa membuat aturan untuk anak, misal setelah Salat Magrib TV tidak boleh dinyalakan karena harus belajar atau membaca Al-Qur’an.
Dalam mendidik, hindari orang tua memberikan label negatif kepada anak. Contohnya menyebut anak nakal, ngeyel, bikin kemropok, dan sebagainya. Di sisi lain, orang tua bisa memberikan reward kepada anak saat pencapaian tertentu.
Pak Sutardi memang pandai membawa suasana dengan kekocakannya. Salah satunya, beliau memberi 3 pilihan pada para wali murid, yakni (1) sehat dan tidak punya uang, (2) tidak punya uang tapi sehat, dan (3) tidak punya uang dan tidak sehat. Para orang tua pun lebih memilih sehat meski tidak punya uang.
Selanjutnya kembali ke materi, beliau mengajak orang tua agar berusaha menyelamatkan keluarganya dari api neraka, seperti yang diterangkan dalam Surat At Tahrim ayat 6. Caranya adalah dengan mendidik anak sebaik mungkin.
Para guru berfoto bersama pemateri |
Inti kajian parenting yang disampaikan Bapak Sutardi menerangkan materi akidah, ibadah, akhlak, keteladanan, dan kasih sayang, serta doa. Tak terasa acara pun harus berakhir, dan ditutup dengan hamdalah bersama-sama.
Kontributor: Bapak Shidiq Ikhsanudin, S.Pd.I
Get notifications from this blog
Silakan berkomentar dengan sopan sebagai ajang silaturahmi sesama kita.