Muhammadiyah Weru
PCNA Weru Ikuti Pengukuhan Bersama se-Kabupaten Sukoharjo, Siap Bergerak Lebih Aktif dan Bermanfaat

PCNA Weru Ikuti Pengukuhan Bersama se-Kabupaten Sukoharjo, Siap Bergerak Lebih Aktif dan Bermanfaat

Senin, 30 Juni 2025 adalah hari penting bagi jajaran Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) se-Kabupaten Sukoharjo, termasuk PCNA Weru, yang mengikuti acara Pengukuhan Bersama dan Stadium General di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kegiatan yang mengusung tema “Bersama Nasyiatul Aisyiyah, Wujudkan Perempuan Tangguh & Berdaya” ini, dihadiri oleh Wakil Bupati Sukoharjo, tokoh-tokoh Muhammadiyah, perwakilan ortom, serta para kader PCNA dari 12 cabang di wilayah Sukoharjo.

PCNA Weru
Bersama Nasyiatul Aisyiyah, wujudkan perempuan tangguh dan berdaya

Prosesi pengukuhan dipimpin langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PDNA) Sukoharjo, Ninin Karlina, S.Ud., yang membacakan dan menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan pengurus baru periode Muktamar XIV.

Dalam sambutannya, Ninin Karlina menyampaikan pesan agar para kader tidak hanya hadir dalam organisasi karena undangan, tetapi juga karena kesadaran akan panggilan kemanusiaan. Beliau menegaskan bahwa tugas utama kader adalah memastikan organisasi bukan sekadar berjalan, namun juga berkembang dan memberi dampak nyata di tengah masyarakat.

PCNA Weru yang turut serta dalam kegiatan ini menyatakan komitmennya untuk lebih aktif dalam berbagai kegiatan dakwah dan sosial. Ketua PCNA Weru, Evi Nurjannah, S.Pd., menyampaikan harapannya agar setelah pengukuhan ini, PCNA Weru dapat semakin bermanfaat bagi lingkungan sekitar serta giat dalam berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat).

“Kami memohon bimbingan dan arahan dari Ayahanda PCM dan Ibunda PCA Weru agar perjuangan kami sebagai kader Nasyiah tetap berada di jalan yang benar dan penuh keberkahan,” ungkap beliau penuh harap.

Kehadiran PCNA Weru dalam kegiatan ini menegaskan semangat kolaborasi dan komitmen untuk terus menjadi bagian dari gerakan perempuan muda Aisyiyah yang tangguh, berdaya, dan membawa maslahat bagi umat.
MPKU PCM Weru Gelar Khitan Massal Gratis Bekerja Sama dengan RS PKU Muhammadiyah Surakarta

MPKU PCM Weru Gelar Khitan Massal Gratis Bekerja Sama dengan RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Weru menyelenggarakan Khitan Massal Gratis bekerja sama dengan RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Kegiatan ini mengusung tema "Mencetak Generasi Emas yang Saleh di Masa Depan" dan dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru, Dukuh Kalisige, Desa Karakan.

Acara yang digelar pada Sabtu, 28 Juni 2025 ini dimulai pukul 07.30 WIB dan dibuka secara resmi oleh Ketua PCM Weru, Bapak H. Sumardi, S.Pd.I, di hadapan peserta khitan, para pendamping, serta tamu undangan yang terdiri dari Kepala Desa Karakan, Ketua RT dan RW setempat, pimpinan harian PCM Weru, dan tim medis dari PKU Muhammadiyah Surakarta.

Edukasi khitan
Edukasi khitan oleh dokter dari PKU Muhammadiyah Surakarta

Pembukaan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Sdr. Muh. Nurdien Islam, santri PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahyono kelas X. Dalam sambutannya, Bapak H. Sumardi menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dari MPKU PCM Weru, tim LazisMu RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dan semua pihak yang turut menyukseskan kegiatan ini.

Beliau juga memberi semangat kepada 61 anak peserta khitan yang berasal dari berbagai ranting Muhammadiyah di wilayah Weru. Sambutan Ketua PCM Weru ditutup dengan pembukaan resmi acara dengan mengajak seluruh hadirin melafalkan bacaan basmalah. Semoga Allah memberikan kelancaran khitan ini.

Registrasi khitan
Suasana registrasi peserta

Perwakilan dari RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. HM. Pratama Rachmat Wijaya, MH, M.AP, MARS, memberikan pengarahan terkait prosedur pasca khitan. Beliau menjelaskan pentingnya menghabiskan obat-obatan yang diberikan seperti antibiotik, anti nyeri, dan anti perdarahan.

Disarankan juga agar anak-anak mengonsumsi makanan berprotein seperti ikan (amis-amisan) agar luka cepat kering. Beliau juga mengingatkan agar menjaga kebersihan saat buang air dengan menggunakan tisu untuk mencegah percikan ke perban.

Khitan massal
Suasana pembukaan acara khitan massal

Pak Dokter juga menginformasikan jadwal kontrol lanjutan pasca khitan akan dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Juli 2025 pukul 07.30–09.00 WIB di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru ini. Edukasi yang beliau sampaikan menjadi motivasi bagi peserta dan pendamping khitan.

Pelaksanaan khitan berlangsung lancar dengan alur tertib mulai dari registrasi, observasi awal, tindakan medis, observasi pasca tindakan, pengambilan obat, hingga penerimaan bingkisan dari panitia. Panitia menyiapkan 9 bilik khitan yang secara simultan menangani 61 peserta.

Khitan
Proses khitan dan observasi serta pengambilan bingkisan

Kegiatan Khitan Massal Gratis ini sebagai bentuk nyata kepedulian sosial dan pelayanan kesehatan dari Muhammadiyah untuk masyarakat Weru. Semoga Persyarikatan Muhammadiyah Weru terus berkontribusi dan mencerahkan semesta. Aamiin.
Akhirussanah Ponpes Modern Muhammadiyah Sangen: Pelepasan Angkatan ke-2 dan Pengukuhan Santri Pengabdian

Akhirussanah Ponpes Modern Muhammadiyah Sangen: Pelepasan Angkatan ke-2 dan Pengukuhan Santri Pengabdian

Bertempat di halaman Gedung KBM Putra Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Sangen, pada Sabtu, 21 Juni 2025, dilaksanakan acara Akhirussanah Pelepasan Angkatan ke-2 dan Pengukuhan Pengabdian Santri Tahun Ajaran 2024/2025.

Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini menjadi momentum sakral bagi para santri yang telah menyelesaikan masa belajar mereka di pondok. Turut hadir para wali santri, tamu undangan, dan para tokoh Muhammadiyah dari tingkat daerah, cabang, hingga ranting.

Rangkaian acara dibuka dengan tilawah Al-Qur’an oleh ananda Abdullah Mahfudz Ridwan, santri kelas 8 yang merupakan juara MTQ Kabupaten Sukoharjo 2023, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya yang dipimpin oleh dirijen ananda Bintang dari kelas 11.

Ketua Panitia, Ustaz Nasrulloh, menyampaikan bahwa akhirussanah adalah momen sakral yang penuh haru, sebagai tanda bahwa proses pendidikan di pondok telah dilalui para santri dengan penuh keikhlasan. “Ini adalah bentuk apresiasi kepada santri yang telah lulus, serta motivasi bagi santri pengabdian yang telah purna tugas. Kalian adalah kebanggaan keluarga besar Pondok Sangen,” ungkap beliau.

Pondok sangen
Santri wisuda Ponpes Sangen berfoto bersama tamu undangan

Wakil Bupati Sukoharjo yang diwakili oleh Camat Weru, Bapak Pandiyanto, S.T., M.M., menyampaikan apresiasi atas keberhasilan santri dan dedikasi para ustaz di Ponpes Sangen. “Semoga para santri terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan menjadi agen perubahan positif di tengah masyarakat.”

Sementara itu, Ketua PCM Weru Bapak H. Sumardi, S.Pd.I., menekankan pentingnya pondok pesantren sebagai tempat terbaik dalam membentuk karakter generasi Qurani. “Al-Qur’an bukan hanya untuk dihafalkan, tapi juga untuk dihidupkan dalam setiap napas perjuangan,” tegas beliau.

Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Sukoharjo, Dr. Sri Lahir, M.Pd., menambahkan bahwa pondok pesantren merupakan bagian dari tiga pilar utama penjaga peradaban: keluarga, pendidikan, dan ulama. “Mari kita jaga peradaban dengan menyiapkan ulama dari pesantren ini,” pesan beliau.

Prosesi wisuda pelepasan santri angkatan ke-2 dilaksanakan secara langsung oleh Mudir Pondok, Ustaz H. Muhammad Saifudin, Lc., M.Ag., bersama Wadir. Para santri menerima ijazah dan medali sebagai simbol kelulusan.

Wisuda Sangen
Para santri wisuda dan calon pengabdian

Acara dilanjutkan dengan ikrar alumni yang dipimpin oleh ananda Syafiq Islahul Humam, sekaligus menyampaikan ucapan perpisahan. Mengenang awal mondok hingga banyak kenangan bersama sampai akhirnya harus berpisah.

Selanjutnya, para wisudawan melakukan sungkeman kepada kedua orang tua yang diiringi lagu dan puisi, menciptakan suasana haru hingga banyak hadirin meneteskan air mata. Sungkeman menjadi tanda bakti dan cinta, sekaligus ungkapan terima kasih atas jasa kedua orang tua 

Acara berikutnya adalah pembacaan Surat Keputusan Pengabdian untuk angkatan ke-3 sebanyak 40 santri (16 putra dan 24 putri) yang akan menjalani masa pengabdian di pondok selama satu tahun ajaran sekolah.

Tausiah disampaikan oleh Bendahara PDM Sukoharjo, Ustaz Muhammad Mahmudi, S.Pd., yang menekankan keutamaan menjadi penghafal Al-Qur’an. “Tak akan rugi orang yang menghafal Al-Qur’an, karena mereka akan dimuliakan oleh Allah dan menjadi syafaat di hari kiamat,” tutur beliau penuh semangat.


Penutupan acara dilakukan dengan doa oleh Bapak Bandono Hanafi, S.Pd.I., dari KUA Weru, kemudian ditutup dengan penyampaian informasi pendidikan oleh Wadir Kurikulum, Ustaz Alim Bintoro, S.Ag., yang mengingatkan para orang tua untuk tetap mendampingi anak-anak selama liburan sekolah.

Akhirussanah tahun ini menjadi penanda kuat bahwa Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Sangen terus berkomitmen mencetak generasi berilmu, berakhlak, dan siap berkiprah dalam membangun umat dan bangsa. Semoga Allah meridai, aamiin.
Pelepasan Siswa MIM Sawahan dan Kajian Parenting Sinergi Orang Tua dan Sekolah dalam Pendidikan Anak

Pelepasan Siswa MIM Sawahan dan Kajian Parenting Sinergi Orang Tua dan Sekolah dalam Pendidikan Anak

MI Muhammadiyah Sawahan menyelenggarakan kegiatan Pelepasan Siswa Kelas 6 sekaligus Kajian Parenting dengan tema “Peran Orang Tua dalam Pendidikan”, pada Rabu, 18 Juni 2025. Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 WIB ini bertujuan untuk mempererat sinergi antara sekolah dan orang tua dalam pendidikan siswa.

Acara yang bertempat di halaman MI Muhammadiyah Sawahan ini dihadiri oleh orang tua siswa MIM Sawahan dan BA Aisyiyah Sawahan, Ketua Komite Madrasah, perwakilan PRM dan PRA Karakan, serta tokoh masyarakat setempat.

Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan sambutan dari berbagai pihak. Kepala madrasah, Ibu Unik Siti Zulaehah, S.Pd.I., dalam sambutannya menyampaikan harapan agar seluruh elemen, baik itu orang tua, guru, dan masyarakat, memiliki rasa memiliki terhadap MIM dan BA Aisyiyah Sawahan.

Foto bersama seusai acara terlaksana dengan sukses

Hal senada disampaikan Ketua Komite, Bapak Suharno, S.E., yang mengajak masyarakat sekitar untuk bersama-sama memajukan lembaga pendidikan ini. Mewakili PRM Karakan, Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd., menekankan pentingnya sinergi antara program madrasah dengan tantangan zaman yang terus berkembang. Menurutnya, kemajuan pendidikan membutuhkan kerja sama yang erat antara sekolah, orang tua, dan lingkungan sekitar.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pesan dan kesan dari perwakilan siswa dan wali siswa kelas 6 yang dilepas dalam kesempatan tersebut. Suasana haru dan kebanggaan mewarnai momen ini.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap capaian siswa dalam bidang keagamaan, panitia memberikan reward kepada siswa yang telah menyelesaikan hafalan Juz 30, yaitu:

  1. Syahmi Mubarak (kelas 5): khatam Juz 30 dan lanjut Juz 29
  2. Aufa Ahimsa Ardhani (kelas 4): khatam Juz 30 dan lanjut Juz 29
  3. Asyifa Humaira (kelas 5): khatam Juz 30
  4. Elfa Khoirina Lestari (kelas 2): khatam Juz 30 dan lanjut Juz 29

Puncak acara diisi dengan kajian parenting bersama Ustazah Desi Rosa Purwanti, S.Psi., Psikolog. Dalam penyampaiannya, beliau menekankan pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak. Beliau mengajak para orang tua untuk membangun komunikasi yang efektif dengan anak-anak, menyesuaikan pendekatan dengan perkembangan zaman.

MIM Sawahan
Santri berprestasi MIM Sawahan

“Menjadi tegas bukan berarti harus keras. Pendidikan memerlukan disiplin, namun juga kasih sayang. Karakter yang terbentuk sejak dini akan menjadi bekal penting anak dalam menghadapi masa depan,” ujar Ustazah Desi.

Setelah sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab yang interaktif antara orang tua dan narasumber, sebelum akhirnya ditutup dengan doa bersama. Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di MIM Sawahan.

Kontributor: Ibu Dessy Ari Susanti, S.E.
Kajian Rutin Aisyiyah Desa Ngreco, Ustaz Arif Fahrudin Ajak Teladani 4 Wanita Surga

Kajian Rutin Aisyiyah Desa Ngreco, Ustaz Arif Fahrudin Ajak Teladani 4 Wanita Surga

Dalam rangka mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan pemahaman keagamaan ibu-ibu, Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Desa Ngreco menggelar kegiatan Kajian Rutin pada Ahad siang, 15 Juni 2025. Kali ini berlangsung di Masjid Darussalam Candi ini.

Kegiatan dimulai pukul 12.30 WIB dengan susunan acara yang meliputi pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Sdri. Umi, penyampaian tausiah inti oleh Ustaz Arif Fahrudin, S.Pd.I., asatiz dari Ponpes Modern Muhammadiyah Sangen.

Diharapkan, peserta kajian bisa untuk istikamah mengikuti kajian rutin ini sebagai sarana mempererat persaudaraan dan memperluas wawasan keislaman. Menjadi media untuk saling menguatkan dan belajar bersama demi kehidupan yang lebih berkah.

Ustaz Arif Fahrudin, S.Pd.I. memulai tausiah dengan menyampaikan keutamaan shalawat.  Beliau menyampaikan bahwa membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw., memiliki keutamaan besar, yakni menghapus sepuluh dosa dalam sekali bacaan, asalkan tidak meninggalkan ibadah salat.

Ust Arif Fahrudin
Ustaz Arif Fahrudin ajak teladani 4 wanita surga

Ustaz Arif kemudian mengingatkan sabda Rasulullah Saw., tentang pentingnya kaum wanita memperbanyak sedekah dan istigfar, karena mayoritas penghuni neraka adalah wanita. Ada empat sosok wanita penghuni surga yang patut dijadikan teladan, yaitu Maryam binti Imran, Asiyah istri Firaun, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad.

Kisah Maryam binti Imran yang tertuang dalam Al-Qur'an surat Maryam ayat 17–35 juga menjadi bagian dari tausiah. Maryam digambarkan sebagai wanita yang cerdas, taat, dan tidak takut kepada siapa pun kecuali Allah Swt. Ustaz Arif menegaskan bahwa semakin tinggi derajat ketakwaan seseorang, maka semakin besar pula ujian dari Allah.

Kajian PRA Ngreco
Suasana pengajian

Semoga tausiah dari Ustaz Arif ini bisa menginspirasi ibu-ibu Aisyiyah untuk terus berusaha menjadi hamba yang salihah, meneladani para wanita penghuni surga, yang tingkat ketaatannya kepada Allah tak diragukan lagi. Semoga kita semua bisa istikamah di jalan-Nya. Aamiin.

Kontributor: Ibu Sabtiyaningsih, Ibu Yeni Murniati, Ibu Neneng Susanti, Ibu Sri Lestari
Khotbah Iduladha Bahasa Jawa: Ibadah Kurban Linambaran Niat Ikhlas Karana Allah

Khotbah Iduladha Bahasa Jawa: Ibadah Kurban Linambaran Niat Ikhlas Karana Allah

Iduladha
Ilustrasi suasana Iduladha

Dening: Ahmad Sarwiji Majid
(Korps Mubalig Muhammadiyah Weru)

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: ﴿فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ﴾

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Kaum muslimin rahimakumullah.
Puji saha syukur tansah konjuk wonten ngarsanipun Allah Swt., awit saking peparingipun nikmat, rahmat, saha hidayah dhumateng kita sedaya. Maliginipun nikmat iman lan Islam, kesehatan lan kalodhangan kangge nindakaken mawarni-warni ibadah dhumateng Allah Swt., kalebet nindakaken Shalat Iduladha wonten ing enjing punika.
 
Shalawat tuwin salam mugi tansah katetepna dhumateng panutan kita, Nabi Muhammad Saw., sumrambah dhumateng shahabatipun lan pendherekipun ngantos dumugi ing dinten kiyamat.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
 
Kaum muslimin jamaah Iduladha rahimakumullah.

Ing injing punika, kaum muslimin ingkang nglampahi ibadah haji minangka tamu Allah Swt. (dhuyufurrahman) sampun nyawiji nglampahi wukuf ing Arafah,lan nembe wonten ing Mina kangge nindakaken Jumratul ‘Aqabah. Tiyang-tiyang wau kanthi ageman ihramipun ingkang dugi saking mapinten-pinten perangan donya.

Tiyang-tiyang kalawau dumugi peranganing bangsa, ras, suku, werni kulit, budaya, basa, lan tingkatan sosial ingkang benten-benten, inggih punika netepi timbalan Allah Swt., minangka tamunipun Allah Swt., lan nyawijekaken Allah Swt.

Kangge muslimin ingkang dereng nggadhahi kekiyatan dados tamunipun Allah Swt., tiyang-tiyang kalawau kadhawuhan nindakaken Shalat Iduladha lan ibadah kurban, miturut kekiyatanipun wonten ing papan pundi kemawon. Ibadah kurban ingkang dipun leksanakaken kaum muslimin minangka salah setunggaling upaya kangge nyaket (taqarrub) dhumateng Allah Swt.
 
Katrangan panggesangan kaum muslimin menika, nggambaraken sesambungan ingkang kiyat antawisipun tiyang ingkang nglampahi ibadah haji, kaliyan sedherek-sedherekipun ingkang mboten nglampahi ibadah haji. Awit saking menika, kita nindakaken Shalat Iduladha lan ibadah kurban hakekatipun minangka wujud kesadaran netepi dhawuh Allah Swt. lan Rasulullah Saw.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
 
Kaum Muslimin jamaah ingkang pikantuk Rahmatipun Allah

Ibadah kurban minangka salah setunggal ibadah ingkang penting salebetipun ajaran Islam. Ibadah menika nggadhahi fondasi ingkang kiyat lan nggadhahi oyot sejarah panjang salebetipun tradisi Rasul-Rasul ingkang kawuri.

Ajaran kurban lan praktekipun sampun dipun tedahaken kanthi sambung-sinambung dening para Nabi lan Rasul ngantos Nabi Muhammad Saw., lan Nabi Ibrahim As., dipun kenal minangka ingkang miwiti ibadah menika.

Kedadosan penyembelihan ingkang dipun tindakaken Nabi Ibrahim As., dhumateng putranipun Ismail As., minangka dasar tumrap wontenipun ibadah kurban. Nabi Ibrahim As., kanthi kebak iman lan keikhlasan purun nyembelih putra ingkang dipun tresnani, Ismail As., awit kangge netepi dhawuh saking Allah Swt.

Kedadosan ingkang nrenyuhaken menika kacetha wonten ing salebetipun Al Qur’an Surat Ash-Shafat ayat 102 :
 
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَعْيَ قَالَ يَبَُنَََّ اِنِّّْ أَرَى فِِْ الَمنَامِ أَنِّّْ أَذْبَُكََ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَآ~أَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْ سَ.تَجِدُنِّْ اِنْ شَآ~ءَ اُلله مِنَ الصَابِرِيْنَ

Nalika anak iku (Ismail) wis tumeka umure lan sanggup makarya bebarengan (Ibrahim). Ibrahim ngendika, he anakku, satemene aku meruh sajeroning turu (ngimpi) menawa aku nyembelih sira. Mula piye mungguh penemumu? Dheweke (Ismail) matur, he bapak kula, kula aturi nindakaken menapa ingkang dipun dhawuhaken Allah Swt. dhumateng panjenengan, insya Allah panjenengan badhe manggehaken kula kalebet tiyang-tiyang ingkang sabar.” (QS. Ash-Shafat: 102)

Menika ujian (pacoban) taatipun Nabi Ibrahim As. dhumateng Allah Swt. Ing salajengipun, pangurbanan menika dados anjuran tumrap umat Islam kangge nyebelih kewan kurban, ing saben 10 Zulhijah lan dinten tasyrik, inggih menika 11, 12, lan 13 wulan Zulhijah.

Katrangan sejarah menika nggambaraken bilih, tekading manah, kapitadosan dhumateng leresipun dhawuh saking Allah Swt., ikhlas, taat, lan sabar menika hakekat ingkang tumanem saking ibadah kurban. Nilai-nilai menika sampun katindakaken dening Nabi Ibrahim lan Ismail kanthi sae salebetipun prastawa ingkang nrenyuhaken menika.

Katetepan tekad Nabi Ibrahim nyembeleh putra kandungipun piyambak mboten kasurung raos taat ingkang ngawur, ananging dipun kantheni kapitadosan bilih dhawuh Allah Swt. menika kedah dipun tetepi.

Allah paring dhawuh ingkang kados mekaten minangka pepeling dhumateng umat ingkang badhe dhateng, kinten-kinten kuwawi mboten ngorbanaken awakipun, keluwarganipun, lan bandha donyanipun ingkan dipun remeni menika kangge njejegaken dhawuhipun Allah Swt., saha kuwawi napa boten nyangkul amanah minangka khalifah Allah Swt., wonten ing bumi menika.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
 
Kaum muslimin yang manggih bagya mulya

Wonten salebetipun fikih, kurban dipun sebat udlhiyah, sebab kewan ingon-ingon dipun beleh nalikanipun srengenge sampun minggah (dhuha).

Kewan kurban ingkang dipun sebat udlhiyah utawi nahr, inggih punika simbol pangurbanan minangka sarana kangge nyaket dhumateng Allah Swt. Menawi nyembeleh udlhiyah minangka ibadah material ingkang ritual, mila taldhiyah (pangurbanan) ing marginipun Allah minangka ibadah keadaban ingkang majengaken sektor-sektor panggesangan ingkang wiyar tebanipun.

Ing dalem ibadah kurban, tandha ingkang paling inti inggih menika sikap batin arupi keikhlasan, ketaatan lan kejujuran. Tindakan lahiriyah tetep penting, menawi tuwuh saking niat ingkang tulus.

Ibadah kurban mboten namung mentingaken tindakan lahiriyah, arupi nyedhekahaken kewan ingon-ingon dhumateng tiyang sanes maliginipun fakir miskin, ananging ingkang langkung wigati inggih menika niat manah ingkang tulus kangge nyaketaken dhiri dhumateng Allah Swt.

Al-Qur’an ngemutaken bilih ingkang leres-leres saged nuwuhaken caket dhumateng Allah boten fisik kewan kurban, ananging nilai takwa dan lan keikhlasan salebetipun jiwa kita.

لَنْ يَّنَا لَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا دِمَآ ؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَا لُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ ۗ 

Ora bakal tekan marang Allah daging (kewan kurban) iku, lan ora uga gethihe, ananging kang bakal tekan marang Allah yaiku takwa saka sira.” (QS. Al-Hajj : 37)

Penegasan Allah Swt. menika nedahaken kalih perkawis :

  1. Penyembelihan kewan ingon-ingon kangge kurban, minangka wujud simbolik saking tradisi Nabi Ibrahim As., lan minangka syi’ar saking piwulang Islam.
  2. Allah Swt. namung ngersakaken bobot ketakwaan saking tiyang ingkang nyembeleh kewan ingon-ingon kangge ibadah kurban. Jumbuh kalian ngendikanipun Rasulullah:
 
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Allah ora mirsani marang wujudmu lan bandha donyamu, ananging Allah mirsani marang ati lan tumindakmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kupiya nyaketaken dhiri dhumateng Allah terutami lumantar kurban, kita tindakaken kanthi terus menerus/istikamah. Awit saking menika, agama Islam dipun sebat minangka dalan (syai’ah lan thariqah) tumuju nyaket dhumateng Allah Swt.

Gegayutan kaliyan dhawuh kangge kurban ing nginggil, mila Rasulullah Saw., ing saben tahunipun nyembelih kewan kurban. Awit saking menika, tiyang Islam ingkang sampun nggadhahi kekiyatan kangge kurban ananging boten purun nindakaken kurban kenging dipun kenani sanksi sosial, inggih menika dipun sebrataken saking sesrawungan masyarakat muslim.

Saking Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. ngendika:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

Sapa wonge sing duwe kekuatan kanggo nyembelih kewan kurban ananging ora gelem nindakake, mangka aja pisan-pisan nyedhaki papan shalatku.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
 
Kaum muslimin ingkang manggih bagya mulya

Wondene hikmah nindkaken myembelih kewan kurban kanthi niat tulus lan ikhlas namung ngarep-ngarep ridhanipun Allah Swt., sae wonten donya lan akhirat, ing antawisipun:

  1. Ningkataken iman lan takwa dhumateng Allah Swt. Kanthi ibadah kurban ingkang kita tindakaken saged nggladi kepatuhan lan kepasrahan dhumateng Allah Swt., sahingga kita badhe pikantuk predikat muttaqin ingkang njalari kita badhe nampi kamulyan lan kabagyan wonten ing alam donya lan wonten ing akhirat.
  2. Tadzkiyatun Nafs. Inggih menika ngresiki jiwa saking sifat-sifat bahimiyyah (ngumbar hawa nafsu: nafsu weteng, nafsu kemaluan, nafsu srakah, kejem, lan nindhes dumatheng tiyang sanes).
  3. Nuwuhaken raos welas asih lan nggatosaken ing sesami, sarta purun sabyantu dhumateng tiyang sanes. Ngicali sifat pelit, medhit, uthil, lan mbedhidhil kaya Buta Cakil.

Mekaten khutbah ing injing punika mugi nggadhahi piguna ingkang ageng tumrap panggesangan kita sedaya. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.

Pungkasanipun, mangga kanthi khusyu’ lan tawaduk, kita sesarengan dedonga wonten ngarsanipun Allah Swt., mugi-mugi gesang kita lumampah kanthi sae, jejeg, wonten marginipun Allah Swt.

بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ جَمِيعَ أَعْمَالِنَا، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا، وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا، وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْآخِرَةِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا، وَذُنُوْبَ وَالِدِيْنَا، وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا.
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا، وَقِيَامَنَا، وَقِرَاءَتَنَا، وَزَكَاتَنَا، وَعِبَادَتَنَا كُلَّهَا.
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

(Khutbah dipun atur tanggal: Jumat Wage, 10 Dzulhijjah 1446 H / 6 Juni 2025 M. Lokasi: Lapangan Desa Karanganyar)
PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahjono Sukses Selenggarakan Wisuda Tahfizh dan Akhirussanah Tahun Ajaran 2024/2025

PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahjono Sukses Selenggarakan Wisuda Tahfizh dan Akhirussanah Tahun Ajaran 2024/2025

Wisuda Tahfizh dan Akhirussanah PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahjono terlaksana dengan lancar dan khidmat, bertempat di halaman asrama putra, pada Sabtu, 31 Mei 2025.

Sejumlah 13 dari 30 santri tingkat SMK berhasil menuntaskan target 30 juz. Sementara dari tingkat SMP, ada 10 dari 39 santri berhasil menyelesaikan target 15 juz. Ada juga yang melebihi target, yaitu 30 juz sejumlah 5 santri SMP.

Wisudawati SMP
Wisudawati tingkat SMP

Jauzy Nugraha, saat diwawancarai awak humas mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang telah terjadi adalah ketetapan Allah. “Menghafal Al-Qur’an dalam waktu singkat secara manusiawi itu sangat sulit, tapi berkat kekuasaan Allah, dibukakan pintu hati dan pikiran kami, sehingga bisa menghafalkan ayat demi ayat dengan mudah.”

Sementara itu, Faizzatul Ma'rifah, mengatakan, “Izinkan saya sebagai perwakilan dari kelas 12 dan 9 menyampaikan kesan dari teman-teman, bahwa dengan segala kelebihan dan kekurangan kami, kami tetap bangga dan bahagia pernah menjadi bagian dari keluarga PPTQM Atwah.”

Ia menyatakan akan selalu merasa bangga pernah menjadi santri dari ustaz-ustazah dan bapak ibu-guru semua. “Segala nasihat dan pesan yang pernah diberikan akan selalu kami ingat dan kami gunakan dalam menjalani hidup ini,” katanya.

Wisudawan SMP
Wisudawan tingkat SMP

“Dari pondok inilah mimpi dan harapan kami muncul. Dari sinilah, tempat di mana kenangan kami tercipta, mengaji, menghafal Qur'an, kebersamaan, kekompakan, dan semua cerita indah di sini hanya menjadi sepenggal kenangan.”

Faizzatul Ma'rifah berharap ustaz-ustazah dan bapak ibu guru diberi kesehatan, keberkahan, dan kesejahteraan. “Harapan kami setelah meninggalkan PPTQM Atwah ini dalam beberapa tahun kedepan akan lebih maju lebih berkualitas dan lebih baik lagi dalam segala hal.”

Selanjutnya, ia juga berpesan kepada adik-adik kelas VII, VIII, X, dan XI, “Teruslah belajar dan jadilah santri berprestasi dan hafizh Qur'an, hingga membawa keberkahan bagi kita semua.”

Sementara itu, orang tua dari Salsabila Amalia, kelas XII AKL, mewakili wali santri, menyampaikan rasa terima kasih kepada musrif dan musrifah yang telah membimbing dan memotivasi santri PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahjono dalam menghafal Al-Qur'an.

“Tentunya kami sebagai orang tua sangat terharu dan bangga dengan capaian anak-anak kami ini. Karena menghafalkan ribuan ayat dalam kurun waktu dua tahun lebih secara manusiawi itu berat. Namun, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ini adalah qadarullah,” ungkap beliau.

Oleh karena itu, para wali santri mengaku sangat bersyukur dan juga berterima kasih kepada PPTQ muhammadiyah Atmo Wahjono yang sudah memfasilitasi putra-putri mereka menjadi penghafal Qur’an sebagaimana yang yang menjadi bersama.

Mudir PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahjono, Ustaz Muhammad Ilham, S.Ag., mewakili segenap asatiz dan ustazat juga mengucapkan selamat kepada seluruh santri yang diwisuda pada hari ini. Harapannya, ilmu dan hafalan Qur'an yang didapatkan selama mondok, bisa bernilai barokah dan bermanfaat. Semoga, cita-cita para santri dapat terwujud.

“Tak sampai disitu, ketika para santri akan lulus, kami berikan arahan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi Muhammadiyah, Negeri, Ma'had Aly, dan semisalnya sebagai bentuk pengkaderan,” kata Ustaz Ilham.

Wisudawati SMK
Wisudawati tingkat SMK

Mudir pesantren berharap, setelah para santri lulus dan sukses dalam menimba ilmu dapat kembali lagi ke Ponpes Atwah untuk mengembangkan dan memajukan pondok tercinta juga persyarikatan Muhammadiyah.

Melengkapi keberkahan acara ini, Ustaz Dr. Hakimuddin Salim, Lc., M.A., selaku pemateri mengutip ayat Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 122 untuk menekankan pentingnya pendidikan agama yang mendalam bagi para santri.

وَمَا كَا نَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَآ فَّةً ۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَـتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَ لِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْۤا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ٪

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah : 122)

“Pesantren kita tidak boleh hanya menjadi branding saja untuk menarik siswa sekolah Muhammadiyah, tetapi harus menjadi pusat keilmuan agama dan mampu mengantarkan santrinya menjadi alim dalam ilmu agama,” begitu beliau menasihatkan.

Wisuda ini, menurut beliau, tidak hanya menjadi momen kebanggaan bagi para santri dan keluarganya, tetapi juga menginspirasi semua yang hadir untuk lebih serius dalam mendukung pendidikan agama di pesantren. “Dengan semangat yang sama, diharapkan pesantren-pesantren lainnya juga dapat menjadi pusat keilmuan dan kaderisasi ulama.”

Wisudawan SMK
Wisudawan tingkat SMK

Acara ditutup dengan harapan bahwa para santri yang telah diwisuda dapat menjadi ulama yang berilmu dan berakhlak mulia, serta mampu berkontribusi positif bagi umat dan bangsa. Ustaz Hakimuddin pun menegaskan kembali pentingnya pesantren sebagai pusat kaderisasi umat, yang tidak hanya mencetak generasi yang hafal Al-Qur'an, tetapi juga yang mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan baik.

Ustaz berkenan mendoakan para wisudawan/wati PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahjono agar mendapat keberkahan ilmu dan bisa menjadi kader pencerah umat dan bangsa dengan Al-Qur'an sebagai pegangan.

Wisuda Tahfizh dan Akhirussanah PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahjono menjadi bukti nyata bahwa pendidikan agama yang berkualitas adalah kunci untuk mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berilmu tinggi. Dengan komitmen bersama, pesantren dapat terus berkembang dan menjadi pilar penting dalam membangun umat yang tangguh dan berdaya saing.

Reporter : Ustazah Rosyidah Nur' Aini
121 Siswa MIM Sidowayah Ikuti Wisuda Tahfidz Tahun Pelajaran 2024/2025

121 Siswa MIM Sidowayah Ikuti Wisuda Tahfidz Tahun Pelajaran 2024/2025

Sebanyak 121 siswa MIM Sidowayah mengikuti prosesi Wisuda Tahfidz yang diselenggarakan pada Sabtu pagi, 31 Mei 2025, di Gedung Pertemuan Kecamatan Weru. Acara ini menjadi bentuk penghargaan bagi para siswa yang telah melaksanakan hafalan Al-Qur'an, baik Juz 30, Juz 29, maupun Juz 28.

Kegiatan berlangsung khidmat sejak pukul 08.00 WIB hingga selesai, dengan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Bapak Sekcam Weru, Kepala Desa Ngreco, Kadus Sidowayah, para tokoh masyarakat, Ketua Yayasan dan Ketua Komite Sekolah, para ustaz dan ustazah dari Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Kahfi Gunung Kidul, Kepala MIM Sidowayah, para guru dan karyawan, wali murid, serta tentu saja para wisudawan.

Wisuda Tahfidz
Prosesi wisuda tahfidz MIM Sidowayah

Acara dibuka dengan kirab santri yang diiringi penuh semangat dan haru. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya, serta pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh ananda Dzakiyya Fahma Hasanah. Bapak H. Jumaroh memimpin doa pembukaan sebagai tanda dimulainya acara secara resmi.

Rangkaian acara semakin semarak dengan penampilan-penampilan siswa. Sorotan utama tentu saja adalah prosesi wisuda tahfidz, di mana para santri menerima piagam dan penghargaan. Sebanyak 6 siswa menghafal Juz 28, 61 siswa menghafal Juz 29, dan 56 siswa menghafal Juz 30. Tercatat pula dua siswa yang berhasil wisuda ganda untuk Juz 28 dan 29.

Mumtaz hafalan
Siswa dengan predikat mumtaz

Selain itu, penghargaan khusus diberikan kepada para siswa yang meraih predikat mumtaz (istimewa) dalam hafalannya. Sebagai hiburan pada acara ini, membuat suasana meriah dengan adanya penampilan Hadrah Surya Nada MIM Sidowayah.

MIM Sidowayah menggelar acara ini guna menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an sejak dini. Semoga langkah para siswa dalam mencintai dan menghafal Al-Qur’an menjadi berkah bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Kontributor: Ibu Evi Nurjannah, S.Pd.